WELCOME TO MY BLOG...

Senin, 02 Maret 2015

lingkungan sekolah adiwiyata

Pengertian dan Tujuan Program Adiwiyata
Program Adiwiyata adalah salah satu program Kementerian Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Dalam program ini diharapkan setiap warga sekolah ikut terlibat dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan yang sehat serta menghindari dampak lingkungan yang negatif. image Dalam pelaksanaannya Kementerian Lingkungan Hidup bekerjasama dengan para stakeholders, menggulirkan Program Adiwiyata ini dengan harapan dapat mengajak warga sekolah melaksanakan proses belajar mengajar materi lingkungan hidup dan turut berpartisipasi melestarikan serta menjaga lingkungan hidup di sekolah dan sekitarnya. Kata ADIWIYATA berasal dari 2 kata Sansekerta”ADI”dan”WIYATA”.ADImempunyai makna: besar, agung, baik, ideal atau sempurna.WIYATAmempunyai makna: tempat dimana seseorang mendapatkan ilmu pengetahuan, norma dan etika dalam berkehidupan sosial. Bila kedua kata tersebut digabung, secara keseluruhanADIWIYATAmempunyai pengertian atau makna:Tempat yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup kita dan menuju kepada cita-cita pembangunan berkelanjutan. Tujuan Program Adiwiyataadalah menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah, sehingga dikemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggungjawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan. Kegiatan utama Program Adiwiyata adalah mewujudkan kelembagaan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan bagi sekolah dasar dan menengah di Indonesia. C. Norma Dasar Program Adiwiyata Program dan kegiatan yang dikembangkan harus berdasarkan norma-norma dasar dan berkehidupan yang meliputi antara lain:Kebersamaan, Keterbukaan, Kejujuran, Keadilan, dan Kelestarian Fungsi Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam. D. Prinsip-prinsip Dasar Program Adiwiyata 1. Partisipatif:Komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai tanggungjawab dan peran. 2. Berkelanjutan:Seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus secara komprehensif E. Keuntungan mengikuti Program Adiwiyata Keuntungan yang diperoleh sekolah dalam mengikuti Program Adiwiyata adalah: 1. Meningkatkan efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan operasional sekolah dan penggunaan berbagai sumber daya. 2. Meningkatkan penghematan sumber dana melalui pengurangan konsumsi berbagai sumber daya dan energi. 3. Meningkatkan kondisi belajar mengajar yang lebih nyaman dan kondusif bagi semua warga sekolah. 4. Menciptakan kondisi kebersamaan bagi semua warga sekolah. 5. Meningkatkan upaya menghindari berbagai resiko dampak lingkungan negatif dimasa yang akan datang. 6. Menjadi tempat pembelajaran bagi generasi muda tentang nilai- nilai pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan benar. 7. Mendapat penghargaan Adiwiyata.

pengertian sampah dan pengelolaannya

Sampah Definisi Sampah merupakan material sisa baik dari hewan, manusia, maupun tumbuhan yang tidak terpakai lagi dan dilepaskan ke alam dalam bentuk padatan, cair ataupun gas. Jenis-jenis Berdasarkan sumbernya Sampah alam Sampah manusia Sampah konsumsi Sampah nuklir Sampah industri Sampah pertambangan Berdasarkan sifatnya Sampah organik - dapat diurai (degradable) Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos. Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable) Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk laiannya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton. Berdasarkan bentuknya[sunting | sunting sumber] Sampah adalah bahan baik padat atau cairan yang tidak dipergunakan lagi dan dibuang. Menurut bentuknya sampah dapat dibagi sebagai: Sampah padat[sunting | sunting sumber] Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik Merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya. Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi menjadi: Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan perkebunan. Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat dibagi lagi menjadi: Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain. Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain. Sampah cair[sunting | sunting sumber] Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah. Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen yang berbahaya. Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen. Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi. Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi. Sampah alam Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami, seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan pemukiman. Sampah manusia Sampah manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu perkembangan utama pada dialektika manusia adalah pengurangan penularan penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi. Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing). Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir tanpa air. Sampah konsumsi !Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sampah konsumsi Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah sampah yang umum dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.Pengolahan kembali secara fisik[sunting | sunting sumber] Baja dibuang, dan kelengkapan dilaporkan dipilih pada kemudahan Central European Waste Management (Eropa). Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang, yaitu mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang, contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur. Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminium, kaleng baja makanan/minuman, Botol HDPE dan PET, botol kaca, kertas karton, koran, majalah, dan kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa didaur ulang. Daur ulang dari produk yang kompleks seperti komputer atau mobil lebih susah, karena bagian-bagiannya harus diurai dan dikelompokkan menurut jenis bahannya. Pengolahan biologis[sunting | sunting sumber] !Artikel utama untuk bagian ini adalah: Pengkomposan Pengkomposan. Material sampah ((organik)), seperti zat tanaman, sisa makanan atau kertas, bisa diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal dengan istilah pengkomposan. Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagai pupuk dan gas methana yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik. Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalah Green Bin Program (program tong hijau) di Toronto, Kanada, di mana sampah organik rumah tangga, seperti sampah dapur dan potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk dikomposkan. Pemulihan energi !Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sampah menjadi energi (Waste-to-energy) Komponen pencernaan Anaerobik di pabrik Lübeck mechanical biological treatment di Jerman, 2007 Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menjadi bahan bakar tipe lain. Daur ulang melalui cara "perlakuan panas" bervariasi mulai dari menggunakannya sebagai bahan bakar memasak atau memanaskan sampai menggunakannya untuk memanaskan boiler untuk menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisa dan gasifikasi adalah dua bentuk perlakuan panas yang berhubungan, ketika sampah dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan miskin oksigen. Proses ini biasanya dilakukan di wadah tertutup pada Tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah menjadi produk berzat padat, gas, dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar untuk menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif. Gasifikasi dan Gasifikasi busur plasma yang canggih digunakan untuk mengkonversi material organik langsung menjadi Gas sintetis (campuran antara karbon monoksida dan hidrogen). Gas ini kemudian dibakar untuk menghasilkan listrik dan uap. Metode penghindaran dan pengurangan !Artikel utama untuk bagian ini adalah: Minimalisasi sampah Sebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah pencegahan zat sampah terbentuk, atau dikenal juga dengan "pengurangan sampah". Metode pencegahan termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai, memperbaiki barang yang rusak, mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali (seperti tas belanja katun menggantikan tas plastik), mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali pakai (contohnya kertas tisu), dan mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk fungsi yang sama (contoh, pengurangan bobot kaleng minuman).

Tanaman Toga

TANAMAN TOGA SMPN 14 MALANG Tanaman obat keluarga (disingkat TOGA) adalah tanaman hasil budidaya rumahan yang berkhasiat sebagai obat.Taman obat keluarga pada hakekatnya adalah sebidang tanah, baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun tanaman obat atau bahan obat dan selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat, khususnya obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Budidaya tanaman obat untuk keluarga (TOGA) dapat memacu usaha kecil dan menengah di bidang obat-obatan herbal sekalipun dilakukan secara individual. Setiap keluarga dapat membudidayakan tanaman obat secara mandiri dan memanfaatkannya, sehingga akan terwujud prinsip kemandirian dalam pengobatan keluarga. Sejarah TOGA telah berkembang sejak lama, berasal dari Mesir Kuno, Yunani Kuno, Cina, Inggris hingga ke Indonesia. Ada cukup banyak jenis tanaman obat yang masih digunakan hingga saat ini, diantaranya adalah: Tanaman Herbal 1. Seledri (Apium Graviolens) Cara Mengobati Asam Urat Alami Seledri Mungkin tanaman yang satu ini tidak asing lagi bagi kita, selain enak dipakai sebagai penyedap rasa ternyata seledri juga berfungsi sebagai obat alami karena kaya akan kalsium, fosfor dll. Contohnya seledri bisa dipakai sebagai Obat Asam Urat. Caranya Cukup rebus beberapa biji seledri untuk segelas air didihkan lalu minum setiap pagi. 2. Lidah Buaya (Aloe Vera) Cara Mengobati Kanker Alami Lidah Buaya Lidah buaya sejak zaman dahulu telah dipercaya sebagai bahan perawatan kecantikan dan obat. Saat ini dijepang sedang mengembangkan penelitian lidah buaya sebagai Obat Kanker. Saat ini sangat banyak sekali cara untuk memakan lidah buaya seperti Cendol ala Pontianak.

Keaneka Ragaman Hayati

Gambar1. Keaneka Ragaman Hayati
Istilah 'keanekaragaman hayati pertama kali digunakan oleh Lovejoy (1980) yang mana menggambarkan tentang jumlah spesies. Untuk mengukur keanekaragaman hayati, perlu untuk mendekonstruksi beberapa elemen terpisah yang termasuk dalam keanekaragaman hayati. sperti untuk mendefinisikan keanekaragaman hayati dalam hal gen, spesies, dan ekosistem, contohnya,'' kelimpahan, variasi, dan konstitusi genetik asal hewan dan tanaman'' (Dodson et al., 1998). Secara keseluruhan keanekaragaman hayati mencakup lima kingdom. Keanekaragaman adalah kata majemuk yang mengacu pada jumlah spesies. Beberapa dekade terakhir definisinya telah mengalami reduksi/pengurangan. Definisi sederhana untuk keanekaragaman hayati, tidak spesifik, hanya terkait jumlah spesies. Namun banyak yang berpendapat bahwa keanekaragaman hayati tidak sama dengan jumlah spesies di suatu daerah. DeLong (1996) menawarkan definisi yang lebih komprehensif: Keanekaragaman hayati merupakan atribut dari suatu daerah dan secara khusus mengacu lebih dalam pada varietas dan di antara organisme hidup, kumpulan organisme hidup, komunitas biotik, dan proses biotik, baik yang terjadi secara alami atau dimodifikasi oleh manusia. Keanekaragaman hayati dapat diukur dalam hal keragaman genetik, identitas dan jenis spesies, kumpulan spesies, komunitas biotik, dan proses biotik, dan jumlahnya (misalnya, kelimpahan, biomassa dan lainnya) dan struktur masing-masing. Hal ini dapat diamati dan diukur pada skala spasial mulai dari paling kecil/mikro dan habitat yang seadanya pada seluruh biosfer. Sebaliknya, beberapa pihak berpendapat bahwa keanekaragaman hayati, menurut definisi biologis, tidak termasuk keragaman komponen abiotik dan prosesnya, dan bahwa hal itu tidak akurat untuk mengidentifikasi proses-proses ekologi, ekosistem, ekologi kompleks, dan lanskap sebagai komponen keanekaragaman hayati. Istilah ekologi, seperti yang digunakan dalam arti sistem ekologi (ekosistem), mencakup komponen proses biotik dan abiotik. Oleh karena itu, keragaman ekologi adalah istilah yang lebih tepat untuk definisi yang mencakup keragaman proses ekologi dan ekosistem. Namun, pendapat bahwa proses-proses ekologis, harus dimasukkan dalam definisi keanekaragaman hayati, sesuai dengan penalaran bahwa'' proses-proses ekologis yang abiotik sebagai biotik, proses ini sangat penting untuk mempertahankan keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati adalah suatu totalitas yang luas dan mencakup unsur-unsur yang berada di luar keanekaragaman spesies. Misalnya, perdebatan utama dalam ilmu biologi selama beberapa dekade bahwa pola terhadap proses, terutama dalam sistematika dan studi evolusi. Perkembangan biologi molekuler dan sistematika telah memungkinkan kita untuk melihat sejarah ekologi untuk disimpulkan dalam membuat pertanyaan yang tepat, dan pemahaman ini telah terintegrasi nyata mirip pola hierarki (misalnya, keragaman) dan proses (misalnya, evolusi). Bagian yang fundamental seperti ''lurus'' (yaitu, pola) versus kemungkinan maksimum (yaitu, proses) dalam interpretasi data skuen filogenetik. Keanekaragaman hayati terdapat pada tiga tingkatan yaitu : spesies, ekosistem dan informasi genetis Gambar 2. Tiga tingkatan keanekaragaman hayati
Apa itu Adiwiyata ? Adiwiyata adalah salah satu program Kementrian Lingkungan Hidup dalam upaya rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dahulu dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Dalam program ini diharapkan setiap warga sekolah dapat ikut terlibat dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan yang sehat dan menghindarkan dampak lingkungan yang negatif. Tujuan Program Adiwiyata adalah menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah agar menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah (guru, murid dan pekerja lainnya), sehingga dikemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggung jawab dalam upaya – upaya penyelamatan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan. Program Adiwiyata dikembangkan berdasarkan norma – norma dalam berperikehidupan yang antara lain meliputi: kebersamaan, keterbukaan, kesetaraan, kejujuran, keadilan, dan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber daya alam. Sebagai salah satu penghuni planet bumi ini, kita berkewajiban menjaga kelestarian alam dan lingkungan. Mengikuti pesan KH. Abdulah Gymnasiar yaitu dimulai dari diri sendiri, dimulai dari hal yang terkecil, dan dimulai saat ini juga. Empat aspek yang harus menjadi perhatian sekolah untuk dikelola dengan cermat dan benar apabila mengembangkan Program Adiwiyata yakni ; Kebijakan, Kurikulum, Kegiatan, dan Sarana Prasarana. Sehingga secara terencana Pengelolaan aspek-aspek tersebut harus diarahkan pada indikator yang telah ditetapkan dalam program Adiwiyata. 1) Kebijakan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan, 2) Kurikulum Berbasis.. Lingkungan, 3) Kegiatan Berbasis Parisipatif dan 4) Sarana dan Prasarana Pendukung Ramah Lingkungan. 1. Pengembangan Kebijakan Sekolah. Untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan maka diperlukan model pengelolaan sekolah yang mendukung dilaksanakannya pendidikan lingkungan hidup oleh semua warga sekolah sesuai dengan prinsip-prinsip dasar Program Adiwiyata yakni Partisipatif dan Berkelanjutan. Pengembangan Kebijakan Sekolah yang diperlukan untuk mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan tersebut antara lain ; a. Visi dan Misi Sekolah yang Peduli dan Berbudaya Lingkungan. b. Kebijakan Sekolah dalam mengembangkan Pendidikan Lingkungan Hidup. c. Kebijakan Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) baik Pendidikan maupun tenaga Kependidikan di bidang Pendidikan Lingkungan Hidup. d. Kebijakan Sekolah dalam hal penghematan Sumber Daya Alam e. Kebijakan Sekolah yang mendukung terciptanya Lingkungan Sekolah yang Bersih dan Sehat. f. Kebijakan Sekolah untuk pengalokasian dan penggunaan dana bagi kegiatan yang terkait dengan lingkungan hidup. 2. Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan Penyampaian materi lingkungan hidup kepada para peserta didik dapat dilakukan melalui kurikulum belajar yang bervariasi, dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang lingkungan hidup yang dikaitkan dengan persoalan lingkungan sehari-hari. Pengembangan kurikulum berbasisi lingkungan hidup mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan dapat dicapai dengan melakukan hal-hal berikut ini : a. Pengembangan model pembelajaran lintas mata pelajaran, b. Penggalian dan pengembangan materi dan persoalan lingkungan hidup yang ada di masyarakat sekitar, c. Pengembangan metode belajar berbasis lingkungan dan budaya, d. Pengembangan kegiatan kurikuler untuk peningkatan pengetahuan dan kesadaran siswa tentang lingkungan hidup. 3. Pengembangan Kegiatan Berbasis Parsitipatif Untuk mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan, warga sekolah perlu dilibatkan dalam berbagai aktivitas pembelajaran lingkungan hidup. Selain itu sekolah juga diharapkan melibatkan masyarakat di sekitarnya dalam melakukan berbagai kegiatan yang memberikan manfaat baik bagi warga sekolah, masyarakat maupun lingkungannya. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh warga sekolah dalam pengembangan kegiatan berbasis partisipatif antara lain : 1. Menciptakan kegiatan ekstrakurikuler/kurikuler di bidang lingkungan hidup berbasis partisipatif di sekolah, 2. Mengikuti kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak luar, 3. Membangun kegiatan kemitraan atau memprakarsai pengembangan pendidikan lingkungan hidup di sekolah. 4. Pengelolaan dan atau pengembangan Sarana Pendukung Sekolah Dalam mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan sarana prasarana yang mencerminkan upaya pengelolaan lingkungan hidup. Pengelolaan dan pengembangan sarana tersebut antara lain : 1. Pengembangan fungsi sarana pendukung sekolah yang ada untuk pendidikan lingkungan hidup, 2. Peningkatan kualitas pengelolaan lingkungan di dalam dan di luar kawasan sekolah, 3. Penghematan sumberdaya alam (listrik, air dan ATK), 4. Peningkatan kualitas pelayanan makanan sehat, 5. Pengembangan sistem pengelolaan sampah.. Ada beberapa penghargaan dalam program Adiwiyata. Penghargaan Adiwiyata terbagi dalam 3 kategori yaitu Sekolah Adiwiyata Mandiri, Sekolah Adiwiyata, dan Sekolah Calon Adiwiyata. Adiwiyata Mandiri diberikan kepada sekolah-sekolah yang mampu mempertahankan program-program lingkungan hidup mereka selama tiga tahun berturut-turut. Meski demikian pada dasarnya program Adiwiyata tidak ditujukan sebagai suatu kompetisi atau lomba. Penghargaan Adiwiyata diberikan sebagai apresiasi kepada sekolah yang mampu melaksanakan upaya peningkatan pendidikan lingkungan hidup secara benar, sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Sebagaimana disebutkan diatas, penghargaan adiwiyata tahapan pemberdayaan (selama kurun waktu kurang dari 3 tahun) dan tahap kemandirian (selama kurun waktu lebih dari 3 tahun). Pada tahap awal, penghargaan Adiwiyata dibedakan atas dua kategori, yaitu : · Sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang dinilai telah berhasildalam melaksanakan Pendidikan Lingkungan Hidup. · Calon sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang dinilai telah berhasil dalam pengembangan lingkungan hidup. Capaian akhir program adiwiyata adalah diharapkan terbentuk sekolah berwawasan lingkungan. Sekolah berwawasan lingkungan hidup adalah sekolah yang menerapkan nilai-nilai cinta dan peduli lingkungan pada sekolahnya. Pengajaran yang berbasisi lingkungan dan kesadaran warga sekolah akan pentingnya lingkungan merupakan bagian terpenting dari sekolah berwawasan lingkungan hidup.